Bahlil Kesal ke Eropa: Hutannya Habis, Jangan Ajari Kami Atur Lingkungan

Bahlil Kesal ke Eropa: Hutannya Habis, Jangan Ajari Kami Atur Lingkungan
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengaku kesal dengan negara maju yang banyak berkomentar soal energi hijau. Dia menegaskan, Indonesia tidak perlu diajari soal mengatur lingkungan.
Negara-negara yang hutannya habis jangan mengajari kami mengatur lingkungan di Indonesia. Kami lebih tahu itu.Bahlil dalam Mandiri Investment Day (MIF) 2023.
Menurut Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal itu, pemanasan global yang terjadi di dunia merupakan ulah negara maju yang gencar melakukan industrialisasi namun mengabaikan masalah lingkungan.
“Ini terjadi satu anomali berpikir. Semua memaksa semua negara mendorong energi baru terbarukan. Investasi yang masuk ke negara berkembang satu per lima dari investasi energi hijau. Di mana keadilan itu terjadi,” ungkapnya.
Bahlil menegaskan, saat ini Indonesia tengah berkomitmen menuju ekonomi hijau melalui hilirisasi.
“Kami melaksanakan hilirisasi agar tidak jadi ilegal mining, tapi apa yang terjadi? Uni Eropa bawa kami ke WTO, nikel dipermasalahkan. Saya rasa ini tidak masuk akal,” imbuhnya.
“Kita dalam negara G20 tidak boleh ada yang merasa lebih hebat dari negara lain. Karena kita harus setara, duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi untuk membangun dunia lebih baik,” tandasnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi kembali mengatakan keseriusannya membangun hilirisasi dari kekayaan alam yang dimiliki Indonesia. Setelah nikel, pemerintah juga melarang ekspor bauksit pada Juni 2023.
Dalam proses membangun hilirisasi ini, Indonesia mendapatkan tentangan dari Uni Eropa berupa gugatan atas pelarangan ekspor nikel di World Trade Organization (WTO). Jokowi tegaskan, Indonesia tak boleh mundur karena yang memiliki kekayaan alam adalah Indonesia sendiri.
“Kita tidak boleh mundur, kita tidak boleh takut karena kekayaan alam ada di Indonesia, kita ingin (kekayaan alam) dinikmati oleh rakyat kita,” kata Jokowi pada saat pidato di HUT ke-50 PDI-P, Selasa (10/1).
Perihal hal itu, Kepala Negara sempat menyampaikan di forum KTT ASEAN-Uni Eropa yang dihadiri langsung pihak Uni Eropa, soal kemitraan antar negara harus setara dan tidak boleh ada pemaksaan dari sebuah negara ke negara lainnya.
Apalagi, kesuksesannya melarang ekspor nikel 3 tahun lalu dapat memberikan nilai tambah mencapai Rp 360 triliun per tahun, dari yang sebelumnya hanya Rp 17 triliun.
“Ini baru nikel, bauksit kita umumkan Desember, setop juga mulai Juni 2023 dan akan kita hilirisasi di dalam negeri, tidak tahu lompatannya tapi kurang lebih dari 20 (triliun) menjadi Rp 60-70 triliun,” kata Jokowi.
Saat ini, kekayaan alam yang dimiliki Indonesia tersebar di berbagai wilayah. Sumber nikel banyak di Sulawesi dan Maluku, sementara Timah ada di Belitung dan Bauksit tersimpan di Kalimantan Barat. Semua kekayaan alam ini, kata Jokowi, harus diintegrasikan untuk membangun satu ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.
“Saya hanya ingin memberikan bayangan bahwa ekspor nikel dari Rp 17 triliun menjadi Rp 360 triliun, itu lompatan yang sangat besar sekali. Tapi apabila sudah menjadi ekosistem baterai dan mobil listrik akan memberikan nilai tambah ratusan kali, bukan puluhan kali tapi ratusan kali,” pungkasnya.