Gerai-Gerai Hypermarket Mulai Tutup Permanen, Ini Penyebabnya

Gerai-Gerai Hypermarket Mulai Tutup Permanen, Ini Penyebabnya

KONTAN.CO.ID –  JAKARTA. Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai tutupnya gerai-gerai hypermarket di Indonesia disebabkan berbagai faktor. Tidak bisa dipungkiri salah satu faktornya adalah tren belanja masyarakat yang saat ini sudah memiliki beragam pilihan.

Maklum saja, saat ini masyarakat lebih senang berbelanja kebutuhan sehari-hari di toko-toko ritel terdekat dari rumah, ketimbang harus bepergian ke pusat belanja seperti hypermarket. 

Selain menghemat biaya ongkos dan juga biaya parkir, barang yang dijual di hypermarket juga tidak jauh berbeda dengan produk yang dijual di toko-toko ritel tradisional atau toko grosir kelontong maupun toko ritel modern seperti Indomaret, Alfamart, dan lainnya. 

Sejak tahun-tahun pandemi, Bima mengaku gerai-gerai hypermaket telah diprediksi lambat laun akan mulai tutup. 

Baca Juga: Aprindo Yakin Potensi Pebisnis Ritel untuk Ekspansi Makin Terbuka di Tahun Depan

Pasalnya pasar persaingannya sudah semakin sengit, tidak hanya bersaing dengan toko ritel modern dan toko grosir tradisional yang jumlahnya lebih banyak dan menyebar, hypermarket juga semakin tertekan dengan kebiasaan masyarakat yang mulai senang dengan belanja online.

Meskipun memang e-commerce hanya menguasai 7% pasar ritel di Indonesia. “Jadi semakin banyak pilihan, persaingan juga semakin kompetitif dan sengit,” kata Bima kepada Konta, Kamis (2/2).

Biaya pengeluaran yang membengkak juga menjadi penyebab hypermarket semakin tertekan, maklum saja pengeluaran biaya operasional tidak sebanding dengan pendapatan yang masuk.

Baca Juga: Perubahan Gaya Hidup Berdampak pada Hengkangnya Peritel Asing dari Indonesia

Agar mampu bertahan, Bima mengatakan hypermarket harus memberikan inovasi baik dari segi penjualan maupun permodalan. 

Bima juga mengatakan perusahaan pengelola hypermarket bisa mencoba sistem yang dilakukan perusahaan ritel modern seperti Indomaret dan lainnya, dimana mereka memiliki gedung yang tidak besar tapi memiliki banyak gerai dan menyebar luar.

“Tapi kalau mau berubah menjadi toko ritel modern yang ada saat ini itu bisa saja terjadi, namun tentunya harus ada pembedanya dengan toko ritel modern lainnya,” kata Bhima.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *