Bos Gudang Garam Digugat OCBC NISP Rp 1 Triliun, Sahamnya Anjlok 5,73%

Bos Gudang Garam Digugat OCBC NISP Rp 1 Triliun, Sahamnya Anjlok 5,73%

Saham produsen rokok Gudang Garam, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) melemah 1.450 poin (5,73 persen) ke level 23.850 pada penutupan perdagangan, Jumat (3/2).

Pelemahan ini pun menjadikan GGRM sebagai salah satu saham pemberat IHSG atau top losers di akhir pekan. Berdasarkan data RTI Business, saham Gudang Garam di akhir pekan ini diperdagangkan di rentang 23.600-25.550.

Volume perdagangan juga terpantau 3,99 miliar saham dengan turnover sebesar Rp 121,63 miliar.

Pelemahan ini antara lain dipengaruhi oleh gugatan perbuatan melawan hukum yang diajukan PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) kepada Konglomerat sekaligus pemilik Gudang Garam, Susilo Wonowidjojo di Pengadilan Negeri (PN) Sidoarjo, Jawa Timur.

Berdasarkan data dari sipp PN Sidoarjo, gugatan itu didaftarkan pada 18 Januari 2023. Di mana, Susilo Wonowidjojo bukan lah menjadi satu-satunya tergugat dalam perkara ini.

Tapi ada 10 pihak lain, di antaranya PT Hari Mahardhika Usaha (HMU) dan PT Surya Multi Flora (tergugat 1 dan II). Serta PT Hair Star Indonesia (dalam pailit) dan Ida Mustika yang menjadi para turut tergugat.

Dalam petitumnya, OCBC NISP menduga para tergugat telah melanggar isi perjanjian kredit yang dibuat dan disepakati. Sehingga pihak perbankan meminta kepada majelis hakim untuk menyatakan para tergugat dan turut tergugat secara sah dan bersama-sama telah melakukan perbuatan melawan hukum dan merugikan.

Tak hanya itu, OCBC NISP juga meminta untuk menyatakan para tergugat juga secara sah, bersama-sama, langsung maupun tidak langsung dengan itikad buruk memanfaatkan Perseroan/turut tergugat I untuk kepentingan pribadi yang mengakibatkan kerugian terhadap NISP, sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 3, Pasal 97 dan Pasal 114 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

Dalam perkara ini NISP juga meminta kerugian materiil sebesar USD 16,5 juta atau setara Rp 247,63 miliar dan kerugian immateriil Rp 1 triliun.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *