Pasrah Mengikuti Arah Angin, Bermalam di Kapal Tongkang

Pasrah Mengikuti Arah Angin, Bermalam di Kapal Tongkang

Baidi, nelayan asal Desa Jambu sempat dinyatakan hilang oleh keluarganya. Pergi melaut tak kunjung pulang. Ia terbawa arus dengan ketinggian gelombang empat meter. Ditolong anak buah kapal tongkang lalu bermalam di kapal itu. Hingga akhirnya berhasil mendarat.

NIBROS HASSANI, Mlonggo, Radar Kudus

SUASANA riuh terdengar dari ruang tamu rumah Baidi. Ia sedang berbincang dengan sanak keluarga. Menceritakan pengalamannya saat melaut saat ombak setinggi empat meter. Ia tampak bugar. Sesekali melempar senyum saat bercerita.

Nelayan asal Desa Jambu, Mlonggo itu sempat membuat keluarganya panik. Berangkat melaut pada pagi hari sekitar pukul 04.30 pada Rabu (1/2) lalu. Biasanya, siang hari sudah pulang. Namun siang itu ia tidak kunjung kembali. Pihak keluarga yang menunggu sejak sore khawatir. Apalagi Baidi tidak membawa bekal makanan.

Akhirnya keluarga melaporkan Baidi hilang. Tetangga sekitar mulai mencarinya ke pantai sekitar Mlonggo. Termasuk relawan, Tim SAR, dan BPBD. Namun belum ditemukan.

Baidi akhirnya ditemukan kemarin pagi oleh nelayan Donorojo. Kepada wartawan, Baidi bercerita saat itu ombak di laut sangat tinggi. Ia memperkirakan ombak di laut bisa mencapai empat meter. Ia tidak mau melawan ombak. Sehingga nelayan berusia 67 tahun itu pasrah. Mengikuti ombak, arah angin, dan arus laut. Berjarak 3-4 mil dari lokasi sebelumnya di perairan Mlonggo, ia tiba di perairan Pulau Mandalika. Di sana, ia dibantu oleh anak buah kapal tongkang yang sedang berhenti.

“Saya dikasih makan, dikasih solar, diajak ngobrol, dan boleh menginap di sana. Pagi harinya saya ditemukan nelayan sekitar yang kebetulan lewat di Pulau Mandalika. Alhamdulillah selamat sehat,” jelas Baidi yang menjadi nelayan tradisional lebih dari 50 tahun itu.

Saat melaut, ia sempat mendapat 40 kilogram ikan. Namun karena tidak membawa boks pendingin, ikan-ikan itu membusuk. Meski begitu, ia bersyukur bisa pulang dengan selamat.

Kata Baidi, saat pergi melaut ia tidak tahu bahwa ombak sedang tinggi. Yang ia tahu, saat itu cuaca sedang cerah. Sehingga ia memberanikan diri pergi ke laut. Namun saat hendak pulang, ombak sedang tinggi.

Sunarto, pengurus Forum Nelayan Jepara wilayah utara mengatakan selain Baidi juga ada dua nelayan yang ditemukan. “Jadi dalam sehari ada tiga nelayan yang hilang selain Pak Baidi. Dua nelayan itu warga Bumiharjo, ketemunya di perairan Pati. Semua dalam kondisi selamat,” jelasnya.

Sementara itu, pengurus Fornel wilayah Mlonggo, Zaidin mengatakan biasanya informasi terkait cuaca dan perairan banyak nelayan yang tidak tahu. Sehingga, nelayan mengandalkan instingnya untuk melaut. “Rilis BMKG itu biasanya pada tidak tahu. Nelayan kan banyak yang tidak paham pakai gadget, jadi terputus dengan teknologi dan informasi. Biasanya mengandalkan perkiraan. Kira-kira cuacanya begini, aman, ya langsung melaut saja,” jelasnya. (*/war)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *