Honda Frustrasi Dituntut Tutup Gap dengan Ducati Tanpa Inovasi

Joan Mir, Repsol Honda Team
Gelar juara dunia yang disegel Francesco Bagnaia menegaskan Desmosedici GP jadi referensi di grid dari teknologi. Kombinasi yang menyatukan mesin sangat bertenaga dan berakselerasi, sasis yang berubah lebih baik setiap hari, dan serangkaian trik atau ‘gawai’.
Sayap mungkin adalah elemen yang paling terlihat secara visual. Mereka pionir perangkat yang mengatur ketinggian sepeda motor, baik di depan maupun di belakang. Munculnya daya cipta Ducati bertepatan dengan turunnya Honda ke neraka.
Tes MotoGP di Sepang yang dimulai akhir pekan ini, Honda bisa mengevaluasi potensi nyata RC213V yang akan diserahkan ke tangan Marc Marquez dan Joan Mir.
Tamparan kenyataan bahwa konstruktor Jepang, yang tidak meraih satu pun kemenangan tahun lalu, berdampak langsung pada wacana publiknya. Keamanan dan kepercayaan diri itu terkadang bahkan kesombongan, yang diproyeksikan oleh setiap eksekutif di bidang olahraga pabrikan sayap emas.
Baca Juga:Honda Ingin Lihat Cakrawala Baru bersama KawauchiHonda Sembunyikan Identitas RC213V hingga 22 Februari
Mereka telah memberi jalan kepada pesan yang jauh lebih terukur. Bukti terbaru dari hal ini adalah pernyataan Tetsuhiro Kuwata dalam sebuah pertemuan dengan berbagai media.
Dalam pertemuan tersebut, direktur HRC tidak menyembunyikan kekecewaannya atas urutan prioritas yang dipaksakan oleh realitas waktu. Kuwata menjelaskan bahwa situasi saat ini memaksa teknisi Honda harus fokus untuk mengurangi perbedaan yang saat ini memisahkan RC213V dari Desmosedici.
Pada titik ini, perlu dicatat bahwa kontribusi terbaru dari Honda yang dapat dianggap sebagai hal baru di MotoGP adalah gearbox ‘seamless’ yang sudah ada sejak tahun 2011.
“Sayangnya, Ducati berada di depan kami. Sangat mengecewakan melihat kami tertinggal dalam aspek tersebut, yang kami kejar. Itu berarti kami tak bisa mencoba hal-hal baru saat ini,” Kuwata menutur.
“Itulah mengapa kami ingin mengubah tren tersebut secepat mungkin, itulah salah satu tujuan pertama kami.”
Ia menegaskan bahwa Honda tidak akan berhenti sampai kapan pun. Mereka pun berinovasi di beberapa komponen.
“Fakta bahwa (suku cadang baru) tidak terlihat dari luar dapat membuat orang berpikir bahwa kami tidak melakukan apa-apa. Tapi, itu sama sekali tidak benar. Kami berkompetisi untuk mengembangkan teknologi dan ide baru. Ducati berada di depan di beberapa area yang memiliki dampak besar pada performa,” ujar pria Jepang itu.
Manajer teknik HRC baru, Ken Kawauchi, akan mendampingi tim. Mantan insinyur Suzuki jadi jembatan tim di Jepang dan paddock. Honda mulai memulihkan posisi mereka akan sangat bergantung pada rantai tersebut.
“Pertama, kami harus memastikan bahwa kami mencapai level yang memungkinkan kami untuk bersaing dan berjuang untuk menang lagi. Jika itu terjadi, maka para insinyur akan lebih tenang. Namun, dalam situasi saat ini, di mana kami adalah pengejar, prioritasnya adalah mengejar yang tercepat,” imbuh Kuwata.