Kedai Tjinere Tawarkan Kuliner Artisan Mie dan Kopi di Rumah Zaman Belanda di Tasikmalaya

Kedai Tjinere Jalan Mohamad Hatta No. 16, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat dengan bangunan tempo dulu yang dibuat tahun 1890. (TribunPriangan.com/Aldi M Perdana)

TRIBUNJABAR.ID, KOTA TASIKMALAYA – Kedai Tjinere di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, beroperasi di sebuah rumah yang dibangun pada zaman Belanda tahun 1890.

Kedai tersebut secara khusus menawarkan suasana tempo dulu dengan kuliner artisan mie dan kopi sebagai menu andalannya.

Kendati demikian, kedai tersebut juga menyediakan teh, dessert (hidangan penutup), bahkan es krim dengan varian rasa.

Harga yang ditawarkan pada menu juga relatif murah.

Minuman Purple Berry Tea seharga Rp 35.000 merupakan harga paling tinggi pada menu, bahkan dengan harga tersebut, pelanggan mendapatkan satu teko penuh.

Sedangkan harga paling murah yang disediakan Kedai Tjinere ini antara lain Espresso single shot dan Es Teh Manis yang masing-masing dibanderol dengan harga Rp 7.000 saja.

Baca juga: Restoran Legendaris Kedai Nyonya Rumah, Eksis Sejak 1999 Jadi Incaran Turis Berkuliner di Bandung

Sepasang suami-istri, Rina Amalia Budiati (33) dan Irwan Nuryadi (43), selaku pengelola Kedai Tjinere mengatakan bahwa kuliner yang disajikan mereka merupakan produk-produk kuliner artisan.

Perlu diketahui, istilah �artisan� berarti �orang yang ahli membuat barang kerajinan tangan�, seperti yang tertulis pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Dalam hal ini, produk-produk yang dijual Kedai Tjinere merupakan produk kuliner artisan yang meliputi mie, kopi, teh, hingga es krim.

�Kami tidak melakukan stok. Berhubung Kedai Tjinere ini konsepnya showcase produk-produk kuliner artisan, jadi kami buat pada hari itu juga dan disajikan di hari yang sama,� ungkap Rina kepada TribunPriangan.com pada Senin (9/1/2023).

Oleh karena itu, tambahnya, ada proses khusus dalam membuat mie dari tepung sampai siap rebus, sehingga tiap harinya, pengolahan mie dimulai pada pukul 07.00 WIB pagi.

�Itulah kenapa kami mulai buka pukul 11.00 WIB menjelang tengah hari, karena mulai dari pagi sampai menjelang siang, khususnya suami saya, mengolah mie terlebih dahulu,� kata Rina.

Perempuan yang lulus dari jurusan Tata Boga perguruan tinggi di Bandung ini telah melakukan pengembangan sajian kuliner mie artisan untuk Kedai Tjinere ini selama empat tahun.

Baca juga: Kedai Asmara, Tempat Kuliner di Bandung Berkonsep Jadul, Ada Vibe Nostalgia bagi Milenial dan Ortu

Melalui eksekusi tangan suaminya, mie sajian kedai tersebut menjadi ciri khas yang berbeda dengan penjual mie di seantero Tasikmalaya, Jawa Barat ini.

�Kan banyak tuh yang bilang kalau Tasikmalaya itu Kota Bakso, padahal sebetulnya bukan. Justru yang spesial dari kota ini tuh mie,� tutur Rina.

Dirinya menilai bahwa di Kota Tasikmalaya sendiri, setiap kedai atau toko mie, punya rasa khas masing-masing.

�Karena mie-nya artisan, Tasikmalaya itu kebanggaannya bikin mie sendiri, ini yang belum disadari orang-orang. Maka dari itu, para penjual mie di Tasikmalaya ini memang seniman mie. Saya rasa, kota lain belum ada yang seperti di Tasik ini soal rasa mie-nya yang berbeda-beda di tiap kedai,� sambung Rina.

Saat pertama kali membuka Kedai Tjinere, menu pertamanya ialah eksplorasi jenis-jenis mie, sampai akhirnya menemukan menu Mie Godog.

Tak sampai di situ, Rina dan Irwan juga bahkan membuat olahan kuliner mie khas Kedai Tjinere yang cita rasanya tak ada yang menyamai.

Baca juga: Kelezatan Bebeke Om Aris Juaranya Bebek Goreng di Bandung, Kuliner yang Empuk dan Gurih

Sekarang ini, kuliner mie artisan Kedai Tjinere mencapai 7 kilogram adonan untuk disajikan per hari dan selalu habis sebelum mereka closing.

�Selalu habis, alhamdulillah. Bahkan waktu tahun baru kemarin itu, pukul 6 sore mie-nya sudah habis, padahal kedai kami tutupnya pukul 20.30 WIB,� ucap Rina.

Selain fokus di kuliner artisan, Rina dan Irwan juga ingin memberi ruang untuk kegiatan lainnya, sehingga mereka mempersilakan para seniman lokal Tasikmalaya yang hendak membuka pameran di sana.

�Silakan, hubungi saja langsung kami di nomor 085794968610. Semoga bisa jadi ruang kreatif anak muda di Kota atau Kabupaten Tasikmalaya, karena selain fokus di kuliner, kami juga ingin berkontribusi untuk masyarakat luas,� lengkapnya.

Melalui pantauan TribunPriangan.com di lokasi, di sana juga kerap hadir seniman lukis sketsa.

Hanya dengan harga Rp.50.000 atau sesuai dengan ukuran kertasnya, pengunjung yang ingin dibuat sketsa wajahnya bisa memesan jasanya dan langsung jadi pada hari itu juga.

Kedai Tjinere dengan produk kuliner mie artisannya ini terletak di Jalan Mohamad Hatta Nomor 16, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.

Baca juga: Es Kopi Susu Tape Bakung di Warung Mimi Sepuh, Perpaduan Minuman Kekinian dan Kuliner Khas Cirebon

Lokasinya hanya beberapa meter dari Bundaran Simpang Lima Kota Tasikmalaya ke arah timur laut. (TribunPriangan.com, Aldi M. Perdana)

Silakan baca berita Tribunjabar.id terbaru lainnya di GoogleNews

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *