Tim Peneliti Politala Ciptakan Teknologi Tepat Guna Produksi Pakan Ternak

Penelitian ini dikembangkan melalui program Matching Fund 2022.
Jakarta: Tim peneliti gabungan dari program studi (prodi) Teknologi Otomotif, Teknologi Pakan Ternak, dan Akuntansi, Politeknik Negeri Tanah Laut (Politala) mengembangkan mesin produksi pelet pakan ternak untuk menjawab persoalan mahalnya harga pakan ternak yang dihadapi para peternak di Kabupaten Tanah Laut. Penelitian ini dikembangkan melalui program Matching Fund 2022.
Ketua Tim Mesin Produksi Pakan Ternak Politala, Anggun Angkasa mengatakan, pengembangan mesin pakan ternak ini berangkat dari persoalan mahalnya harga pakan ternak buatan pabrik. Mahalnya harga pakan ternak tersebut memberatkan masyarakat di Kabupaten Tanah Laut yang sebagian besar didominasi oleh peternak.
Di sisi lain, potensi sumber bahan pakan ternak seperti limbah kelapa sawit, jagung, dan sebagainya sebenarnya cukup melimpah. Namun, bahan-bahan tersebut belum dapat dimanfaatkan oleh para peternak karena keterbatasan teknologi untuk mengolahnya menjadi pakan.
Menurut Angkasa, selama ini pakan ternak, seperti pakan unggas, ikan, maupun ruminansia hanya diproduksi oleh pabrik pakan ternak modern. Sehingga harganya belum terjangkau oleh petani maupun peternak skala kecil yang ada di desa-desa.
“Oleh karena itulah, kami kemudian mengembangkan teknologi tepat guna berupa untuk mesin produksi pelet pakan ternak,” kata Angkasa dilansir dari laman Ditjen Vokasi, Sabtu, 4 Februari 2023.
Selain itu, tim juga mengembangkan teknologi tepat guna berupa mesin produksi pakan ternak ini. Menurut Angkasa, mesin pembuat pakan ternak ini merupakan satu set alat yang terdiri atas mesin hammer mill kapasitas 500 kg/jam, mesin pencetak pelet pakan tipe vertikal kapasitas 500 kg/jam, mesin pencetak pelet tipe horizontal (apung) kapasitas 50 kg/jam, screw conveyor, belt conveyor, dan rotary dryer kapasitas 500kg/batch.
Keunggulan Mesin Pakan Ternak
Keunggulan mesin pakan ternak ini terletak pada penggunaan bahan sebagai komponen dalam alat ini yang tergolong murah dan mudah didapat. Hampir semua komponen yang digunakan dalam pembuatan alat ini tersedia di pasaran.
Bahkan, tingkat komponen dalam negeri (TKDN) mesin-mesin ini mencapai 70-100 persen. “Mesin hammer mill berfungsi mencacah atau menghancurkan bahan-bahan pakan ternak yang ada di sekitar masyarakat yang mudah didapatkan sehingga akan memudahkan masyarakat untuk membuat pakan ternak untuk ternak mereka, seperti limbah kelapa sawit, bonggol jagung, dedak, dan sebagainya,” kata Angkasa.
Keunggulan lainnya, mesin pencetak pelet pakan ternak tipe horizontal (apung) ini dapat digunakan untuk membuat pakan ternak untuk ikan seperti ikan nila, patin, lele, dan sebagainya. Ukuran butirannya pun dapat disesuaikan sesuai kebutuhan.
Mesin pencetak pelet pakan ternak vertikal ini dapat digunakan oleh para peternak unggas yaitu budi daya ayam, itik, dan sebagainya. Saat ini, mesin yang dikembangkan oleh Angkasa dan rekannya ini sudah melewati tahap uji coba performa untuk mendapatkan sertifikat standar kelayakan Standar Nasional Indonesia (SNI).
Uji performa tersebut dilakukan oleh tim dosen dari Fakultas Teknologi Pertanian UGM. “Kami hanya tinggal menunggu surat keterangannya saja,” kata Angkasa.
Masih menurut Angkasa, mesin yang mereka kembangkan ini dapat digunakan mulai dari peternak skala rumah tangga hingga peternak skala industri. Kapasitas dari alat ini hanya tinggal disesuaikan sesuai dengan kebutuhan penggunanya karena mesin-mesin tersebut sebelumnya sudah pernah dibuat dan dipasarkan untuk beberapa kelompok pembudi daya ternak dan ikan yang ada di Kabupaten Tanah Laut dan sekitarnya dengan kapasitas yang berbeda-beda.
“Kalau untuk peternak rumah tangga mungkin akan lebih kecil kapasitasnya,” kata Angkasa.
Angkasa berharap kehadiran mesin produksi pakan ternak ini dapat membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh para peternak. Mereka bisa mendapatkan pakan ternak yang berkualitas dan murah karena bisa memproduksi sendiri di rumah, tanpa ketergantungan pada pakan pabrik. Dengan demikian para peternak dapat lebih sejahtera.
Baca juga: Kenalan dengan Prodi Teknik RPE Polibatam: Bisa Berkarier di Bidang Power Plant dan Ketenagalistrikan |