Utusan Menteri Luar Negeri Malaysia Usulkan Islamofobia Masuk Kategori Kriminal

foto

TEMPO.CO, Jakarta – Abdul Razak Ahmad, utusan khusus Menteri Luar Negeri Malaysia, pada Jumat, 3 Februari 2023, mengutarakan pandangan kalau Islamofobia harus masuk kategori sebagai sebuah tindakan kriminal. Dia pun menyerukan adanya reaksi yang lebih tegas dari negara-negara Islam atas insiden pembakaran Al Quran kitab suci umat Islam.

“Selaga yang berkaitan dengan Islamofobia sebenarnya sacara alami bisa dianggap sebagai sebuah tindakan criminal. Jadi, seperti anti-semistik yang masuk sebagai sebuah tidakan kriminal dibanyak negara. Kita pun harus membuat Islamofobia sebagai sebuah tindakan kriminal, khususnya negara-negara Muslim,” kata Abdul Razak dalam sebuah wawancara dengan Anadolu.

Baca juga:ASEAN Mengutuk Keras Aksi Pembakaran Al Quran

Politisi sayap kanan Rasmus Paludan membakar salinan Al-Quran di depan sebuah masjid di Noerrebro, di Kopenhagen, Denmark, Jumat 27 Januari 2023. Ritzau Scanpix/Olafur Steinar Gestsson via REUTERS

Abdul Razak memuji sikap Turki yang bereaksi keras atas aksi yang baru-baru ini terjadi, yakni pembakaran Al Quran di Eropa. Tindakan tersebut membuat marah umat Islam diseluruh dunia.

Ucapan Abdul Razak itu mengacu pada sikap Norwegia, yang sebelumnya memberikan izin sebuah unjuk rasa yang bisa memicu pada aksi pembakaran Al Quran. Namun izin tersebut sekarang sudah dicabut setelah Ankara menggertak, di mana Abdul Razak menilai ini memperlihatkan efektifitas diplomasi Turki.

“Ini memperlihatkan pada Anda, sikap lembut Turki berfungsi dan saya rasa ini yang seharusnya kita lakukan, yakni dengan mengkonfirmasi langsung orang-orang ini dan mengontak mereka sambil mengatakan bahwa kita tersinggung dengan hal ini dan ini adalah cara yang salah. Ini juga bukan manifestasi dari sebuah masyarakaat egaliter sehingga mereka harus menghentikannya,” kata Abdul Razak.

Baca juga:Barat Tutup Kedutaan karena Demo Menentang Pembakaran Al Quran, Turki Geram

Menurut Abdul Razak, negara-negara seperti Turki, Arab Saudi dan segelintir negara lainnya telah memperlihatkan sikap menentang Islamofobia.

“Saya rasa kekhawatiran kita soal Islamofobia adalah ini akan menjadi Islamofobia global, bagaimana Islam disalah-artikan, bagaimana Islam menjadi subjek kebencian oleh orang-orang yang punya pemahaman sedikit soal agama. Ini adalah sebuah pemahaman sempit soal keagamaan,” ujarnya.

Dia menekankan penting bagi Malaysia dan Turki untuk bekerja sama dalam mengatasi Islamofobia, yang dia gambarkan sebagai sebuah masalah global yang berdampak pada masyarakat Muslim.

Sumber: middleeastmonitor.com

Baca juga: AS dan Rusia Kompak Desak Turki Menahan Diri di Suriah

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *