Waduh! Giliran Minyak Curah pun Langka di Pasar, Pembelian Wajib Pakai KTP, Ini Penyebabnya
DENPASAR,radarbali.id – Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, mendatangi Pasar Kreneng pagi kemarin (4/2). Selain meninjau harga bahan pokok, dia juga membagikan minyak gratis. Kedatangannya didampingi oleh Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara pagi kemarin (4/2). Zulhas, sapaannya- memantau harga barang, terutama beras dan minyak di Pasar Kreneng. Saat kunjungan Mendag, kondisi harga minyak curah langka.
Mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) menuturkan, bahwa harga beras dan minyak di Pasar Kreneng stabil. Minyak yang diluncurkan Kementerian Perdagangan kini langka karena permintaan masyarakat sangat tinggi. Mereka yang biasanya membeli minyak premium kini harganya melambung sehingga beralih ke Minyakita,yaitu minyak curah milik pemerintah yang harganya Rp 14.000 per liter.
Ia melihat Pasar Kreneng harga minyak normal, tidak ada harga minyak pemerintah yang harganya Rp16 sampai Rp 17 ribu. Kalau di Pasar Kereng yang ada minyak premium yang harganya Rp 16 ribu.
“Kalau Minyak Kita tidak boleh lebih dari Rp 14 ribu. Hanya sekarang langka, bukan langka (tetapi) kurang. Kenapa kurang? Karena semua carinya minyakita. Botolnya bagus kualitasnya bagus. Jadi semua orang cari. Yang dulu beli premium beli Minyak Kita, jadi kurang. Harganya tidak naik, tidak boleh naik nanti kena Satgas,” ucapnya.
Saat ini Pemerintah Pusat melalui Kementerian Perdagangan menambahkan stok minyak curah 450 ribu ton per bulan dan mengurangi distribusi ke pasar modern.serta penjualan online. Suplai-suplai minyak diutamakan ke pasar tradisional sampai Lebaran ini. Zulhas menyatakan, sebelumnya, Minyakita dijual di pasar modern, retail dan online sehingga Minyakita menjadi langka. ” Sampai Lebaran kami suplai ke pasar dulu kalau semua beli ya kurang,” ucapnya. Maka dari itu, syarat pembeliannya pakai KTP dan tidak boleh borong. ” Seperti minyak curah, satu orang boleh beli 5 kilogram kalau borong tidak bisa,” ucapnya.
Mendag memiliki Satgas untuk melakukan pengawasan, jika ketahuan menjual lebih tinggi dari harga HET tidak akan diizinkan untuk jualan lagi. Di sisi lain mengenai harga beras, pemerintah telah menyediakan beras Bulog. Beras Bulog ketersediaan diakui terjaga dan aman yang harganya Rp 47 ribu untuk 5 kilogram, maka untuk per kilogram Rp. 9.450 itu harga medium. Sedangkan dari Bulog harganya Rp 8.300. ” Di pasar diecer boleh sampai Rp 9.450 untuk beras. Bulog. Sedangkan beras premium banyak ada Rp 10 ribu , Rp 11 ribu, dan Rp 12 ribu per kilogram,” ucap Politikus PAN (Partai Amanat Nasional) ini,
Di hadapan awak media Zulhas memuji kinerja Wali Kota Denpasar. Dia menuturkan, Jaya Negara selalu diceritakan ke daerah-daerah lain jika dia kunjungan kerja seperti di Jawa maupun Sumatera karena mampu mengendalikan harga bahan pokok di pasaran. Selain juga rajin memonitor harga serta memiliki inovasi jika terjadi lonjakan harga. “Pak Walikota Denpasar, selalu saya ceritakan kemana-mana, walikota yang tanggap. Di Jawa saya ceritakan, di Sumatera saya ceritakan karena di sini harganya stabil karena Pak Walinya ini memonitor harga-harga. Kalau harganya naik dibantu ongkosnya, kalau naik lagi subsidi harganya. Makanya di sini harganya stabil. Beras ada semua, beras Bulog ada. Kalau orang mau beli premium memang ada Rp 11 ribu,” paparnya.
Sementara itu, Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara menyatakan saat ini kesulitan minyak curah yaitu Minyakita, biasanya distribusi 300 ribu ton berkurang sehingga harga tidak sama.” Ada harga Rp 17 ribu dan syukurnya disini ada Rp 16 ribu disini semua. Tapi di luar ada Rp 18 ribu, ” ucapnya.
Jaya Negara meminta kepada Kementerian Perdagangan untuk memperjelas stok minyak curah dan arah pendistribusian minyak curah. ” Saat ini kami merasa kesulitan karena kekurangan stok di harga dan minyak curah. Yang lain syukur karena kami ada operasi pasar di dua pasar di Pasar Badung dan Pasar Kreneng,” ujarnya.
Jaya Negara berterima kasih atas kunjungan Zulkifli Hasan ke Pasar Kreneng berharap ada kebijakan baru terkait minyak curah. Terkait pengawasan, Jaya Negara menerangkan tidak hanya mengandalkan Satgas pusat tapi langsung dilakukan oleh kepala unit pasar ke pedagang. ” Pengawasan langsung dari kepala unit-kepala unit di setiap pasar,” terangnya.
Wali Kota Denpasar akui mengenai pilihan beras, masyarakat lebih membeli beras premium dibandingkan beras Bulog.Jaya Negara mengaku tidak dapat memaksakan masyarakat, kenaikan harga terjadi tergantung dari kebutuhan masyarakat. ” Masyarakat Denpasar terlalu fanatik dengan Beras Pertiwi, Beras Ratu. Sehingga kami tidak bisa giniin, karena itu hak masyarakat,” ujarnya.
Diakui Pemerintah Kota Denpasar sudah bekerja sama dengan Bulog untuk operasi beras untuk di dua pasar. Namun, kondisinya masyarakat lebih membeli bukan beras Bulog.
Saat kedatangan Zulhas, Jaya Negara juga mengusulkan perbaikan Pasar Kreneng. Pasar yang beralamat di Jalan Kamboja, Denpasar ini berdiri dari tahun 1970an yang sama sekali belum direnovasi. Zulkifli Hasan pun merespons permintaan Wali Kota Denpasar, Pemkot diharapkan bersurat ke Kementerian Perdagangan. Jaya Negara akan segera mengirimkan surat, namun disadari tidak bisa cepat dilakukan perbaikan karena ada mekanisme anggaran. Ia menuturkan, apakah bisa masuk di tahun 2024 itu kebijakan dari Pemerintah Pusat. “Kebetulan Pak Menteri datang, dulu kami ingin perbaiki tapi ada gangguan Covid-19 kemarin jadi tidak sempat diperbaiki. Kami fokuskan pada Pasar Badung. Mumpung beliau datang, Kami coba usulkan minimal ada renovasi untuk pasar ini. Tadi beliau sangat respons, diminta untuk bersurat,” ujarnya. (feb/rid)